Thursday, April 10, 2008

Sampaikanlah!

Sering sekali Rasulullah SAW memberi pesan kepada para sahabat yang menghadiri majlisnya untuk menyampaikan apa yang mereka dapatkan kepada para sahabat yang tidak hadir. “hendaklah yang hadir menyampaikan (hadits) kepada yang tidak hadir”, begitu pesan Rasulullah.

Secara khusus Rasulullah memberi kabar gembira kepada para penyampai ini. Sabda beliau, “Allah akan mencemerlangkan orang yang mendengar perkataanku, lalu ia memahaminya dan menyampaikannya kepada orang lain sebagaimana yang dia ketahui”.

Kegiatan inilah yang menjamin persebaran Islam dengan sangat cepat. Dalam tempo setahun Mus’ab bin Umair diutus oleh Rasulullah ke Madinah setelah Baiat Pertama untuk menyampaikan Islam sampai digambarkan, tidak satu rumahpun di Madinah tersisa, kecuali ada pembicaraan tentang Islam di rumah-rumah tersebut. Satu orang yang mendengar menyampaikan kepada yang lain dan pesan itu sampai kepada semuanya.

Inilah yang menjaga keabsahan hadits-hadits Rasulullah SAW hingga sampai kepada kita. Hadits tersebut diriwayatkan dari sahabat ke sahabat, ditransmisi dari generasi ke generasi. Pesannya adalah sampaikan, sampaikan apa adanya dengan jujur agar semua orang tahu dan berubah menjadi baik dengan landasan pengetahuannya itu. Sehingga tidak ada alasan tidak baik karena tidak tahu.

Kejujuran dan kredibilitas penyampai menjadi dua unsur utama dalam kegiatan ini. Rasulullah mengecam keras orang yang berani mendustakannya, menyampaikan apa yang Rasulullah tidak sampaikan, atau lain dari apa yang beliau sampaikan. “Barang siapa yang dengan sengaja mendustakanku maka bersiaplah untuk bertempat di api neraka”, sabda Rasulullah SAW.

Soal kredibilitas penyampai ditegaskan dalam al-Qur’an, bahwa seseorang yang mendapat berita dari orang fasik harus melakukan kaji ulang (check ang recheck) tentang kebenaran berita tersebut. Allah SWT berfirman, “Wahai orang-orang yang beriman, jika seorang fasik datang membawa berita kepada kalian, maka pastikan kebenaran berita tersebut agar kalian tidak melakukan tindakan terhadap sekelompok orang atas dasar kebodohan lalu kalian menyesal...”. (QS. Al-Hujurat,6).

Kalau saja setiap orang Islam menyampaikan pengetahuan tentang agama dari satu ke orang lain secara berantai dengan mempertahankan kejujuran dan kredibilitas diri, niscaya tidak ada orang Islam yang asing dengan agamanya. Siapa tahu begitu pengetahuan itu sampai, Allah SWT membarengkannya dengan hidayah dan petunjuk-Nya. Maka akibatnya tentu saja kebaikan, kedamaian, ketenteraman bahkan kesejahteraan akan menjadi arus utama dalam masyarakat.

Ini bukan sekedar teori. Ini pernah dibuktikan oleh generasi muslim awal. Cepat sekali membawa membangun masyarakat kuat yang didasari nilai-nilai luhur yang bukan sekedar diketahui, tetapi diamalkan. Dalam waktu kurang dari satu abad, pada tahun ke-96 H, Islam sudah sampai ke Spanyol di barat dan India di timur. Tidakkah kita hendak membuktikannya sekali lagi dalam konteks Indonesia untuk memperbaiki negara-bangsa yang masih lemah ini?

No comments: